EcoBALL

Minggu, 28 Agustus 2011

Doa Akhir Ramadhan

Posted by Haryo-no 06.02, under , | No comments


Salah satu adab melepas bulan Ramadhan sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para pengikutnya adalah membacakan Doa Perpisahan.

Doa Perpisahan tersebut sebaiknya dibaca pada malam terakhir Ramadhan. Namun, sekiranya ada kekhawatiran malam terakhir Ramadhan akan berlalu tanpa diketahui, maka dianjurkan untuk membacanya pada kedua malam terakhir Ramadhan
Doa 1
Dari Jabir bin Abdillah ra dari Muhammad al Mustafa SAW: Beliau bersabda, “Siapa yang membaca doa ini di malam terakhir Ramadhan, ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan: menjumpai Ramadhan mendatang atau pengampunan dan rakhmat Allah.”

“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirakhmati bukan yang hampa semata”

Doa 2
“Ya Allah, dalam kitab yang Kau wahyukan (kepada Nabi Muhammad SAW), Engkau berfirman: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkannya Al Qur’an di dalamnya”. Tetapi sebentar lagi berlalu. Aku mohonkan padaMu dengan perantaraan WajahMu yang mulia, dengan perantaraan kalimat-kalimatMu yang sempurna, seandainya masih tersisa padaku dosa yang belum Kau ampuni, atau dosa yang (menyebabkan) aku disiksa karenanya (hingga) terbitnya fajar malam ini, atau hingga berlalunya bulan ini, maka ampunilah semuanya, wahai Dzat Yang Paling Pengasih dari semua yang mengasihi.

Ya Allah, bagiMu segala pujian. Segala pujian yang telah Kau ucapkan untuk diriMu sendiri, segala pujian sungguh-sungguh yang diungkapkan hambaMu yang bijak dan senantiasa berzikir dan bersyukur kepadaMu. Merekalah orang-orang yang telah Kau bantu menunaikan hak-hakMu dari sebagian makhlukMu yang tersebar di alam ini, baik dari kalangan malaikat yang dekat denganMu ataupun nabi-nabi yang telah Engkau utus ataupun orang-orang yang berfikir ataupun dari kalangan mereka yang bertasbih kepadaMu.

Sungguh, Engkau telah mengantar kami ke bulan Ramadhan ini dan telah mengaruniai kami kenikmatan dan anugerah. Engkau telah menampakkan kemurahan dan pemberianMu. Karenanya, padaMu bermuara segala sanjungan yang abadi, kekal, dan menetap selamanya. Betapa agung sebutanMu.

Tuhanku, bantulah aku menjalani bulan Ramadhan sehingga Engkau sempurnakan puasa, shalat dan segala kebaikan, syukur dan dzikir kami di bulan ini. Oh Tuhanku, terimalah puasaku dengan sebaik-baiknya penerimaan, perkenanan, maaf, kemurahan, pengampunan, dan hakikat keridaanMu. Sehingga Kau memenangkan aku dengan segala kebaikan yang dituntut, segala anugerah yang Kau curahkan di bulan ini. Selamatkanlah aku di dalamnya dari kekhawatiran terhadap bencana yang mengancam atau dosa yang berlangsung terus.

Duhai Tuhanku, aku bermohon padaMu dengan keagungan yang diminta hambaMu dari kemuliaan nama-nama dan keindahan pujianMu dan dari para pengharap yang istimewa. Sudilah Engkau mencurahkan rakhmatMu kepada Muhammad dan keluarganya. Dan agar Kau jadikan bulan ini seagung-agungnya Ramadhan, yang telah berlalu dari kami sejak Engkau turunkan ke dunia, sebagai berkah dalam menjaga agama, jiwa dan segala kebutuhanku. Juga berkatilah aku dalam semua persoalan, sempurnakanlah pemberian nikmatMu, palingkanlah aku dari keburukan dan hiasi aku dengan busana kesucian di bulan ini.

Demikian pula, dengan rakhmatMu golongkanlah aku ke dalam orang-orang yang mendapatkan (keutamaan) malam al-Qadar. Malam yang telah Kau tetapkan lebih baik dari seribu bulan dalam keagungan ganjaran, kemuliaan perbendaharaan, keindahan syukur, panjang umur, dan kemudahannya yang berlanjut.

Oh Tuhanku, aku bermohon dengan perantaraan rakhmat, kebaikan, ampunan, karunia, keluhuran, kebaikan, dan pemberianMu. Janganlah Engkau jadikan Ramadhan ini sebagai kesempatan terakhirku. Sudilah Engkau mengantar aku hingga Ramadhan berikutnya dalam keadaan yang paling baik. Perlihatkan aku hilal Ramadhan berikutnya, bersama orang-orang yang melihat keleluasaan rakhmatMu. Dan limpahkanlah anugerahMu, wahai Tuhanku. Tiada ada Tuhan selain Allah.

Semoga perpisahanku dengan bulan Ramadhan ini bukanlah perpisahan untuk selamanya dan bukan pula akhir pertemuanku. Sehingga aku dapat kembali bertemu pada tahun mendatang dalam keadaan penuh keluasan rezaki dan keutamaan harapan. Kini aku berada di hadapanMu dengan penuh kesetiaan. Sesungguhnya Engkay Maha Mendengar segala doa. Ya Allah, dengarkanlah pengaduanku ini. Perhatikanlah rintihan, kerendahan, kepapaan dan penyerahan diriku ini.

Aku berserah diri padaMu, Tuhanku. Aku tidak mengharapkan kemenangan, ampunan, kemuliaan, dan penyampaian (kepada cita-citaku) kecuali padaMu. Anugerahilah aku keagungan pujianMu, kesucian nama-namaMu, dan kesampaianku kepada Ramadhan berikutnya dalam keadaan terbebas dari semua keburukan, kekhawatiran dan ganjalan. Segala puji untukMu semata, yang telah membantu kami untuk menunaikan puasa dan mendirikan qiyamul lail di bulan Ramadhan ini, hingga malamnya yang terakhir.”

Taqabbalallahu minna waminkum, wakullu ‘aamin wa antum bikhairin.

Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadah klta di bulan Ramadhan ini. Amin …

Sabtu, 20 Agustus 2011

Berhala Kayu ‘Amr bin Al-Jamuh

Posted by Haryo-no 05.26, under | No comments

‘Amr bin Al-Jamuh radhiyallahu ‘anhu mempunyai satu penggal kisah kehidupan yang boleh dibilang ‘lucu & menggelikan’, akan tetapi kisah itu juga merupakan kisah yang menjadi titik awal datangnya hidayah Allah kepada beliau, semoga Allah meridhainya. Bagaimanakah kisah ‘lucu’ tersebut?

Silakan ikuti dengan baik dalam tulisan kali ini….
‘Amr bin Al-Jamuh adalah seorang tokoh terpandang lagi terhormat dari Kabilah Bani Salamah. Dia memiliki sebuat berhala Manat yang terbuat dari kayu yang mahal yang dia letakkan di rumahnya. Hal ini sama dengan perbuatan para tokoh musyrikin lainnya pada waktu itu. Yang namanya orang musyrik, pastilah dia menjadikan berhala itu sebagai sesembahan tandingan bagi Allah subhanahu wata’ala. Dia mengangungkan berhala itu dengan pengagungan yang sangat tinggi
Di sisi lain, ternyata telah cukup banyak para pemuda dari Kabilah Bani Salamah yang menerima seruan dakwah Rasulullah dan bahkan ikut pula dalam perjanjian aqobah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.Di antara pemuda-pemuda tersebut adalah Mu’adz ibnu Jabal dan Mu’adz bin ‘Amr, putra dari ‘Amr bin Al-Jamuh.

Dari sinilah kisah itu bermula. Beberapa pemuda Bani Salamah, di antaranya Mu’adz bin Jabal dan Mu’adz bin ‘Amr, berencana untuk mengusili berhala milik ‘Amr itu. Mereka membawa berhala itu dengan sembunyi-sembunyi, jangan sampai ketahuan oleh ‘Amr bin Al-Jamuh, lalu melemparkannya ke sebuah lubang yang berisi kotoran-kotoran manusia (safety tank dalam istilah kita, atau comberan begitu). Berhala itu terjungkir kepalanya ke dalam lubang menjijikkan itu.

Ketika pagi harinya, ‘Amr bin Al-Jamuh kaget setengah mati dan mengumpat, “Celaka kalian, siapa yang telah memusuhi sesembahan kami pada malam ini?” Dengan perasaan jengkel, marah, dan heran, dia pergi mencari berhala kesayangannya itu. Ketika dia mendapatinya dalam lubang tadi, dia sungguh bertambah kaget dan marah. Lalu dia ambil berhala sesembahannya itu, dia cuci dengan bersih, dan tak lupa untuk memberi wewangian yang harum pad berhala itu. Masih dalam suasana hati yang panas, dia berkata, “Demi Allah, kalau aku tahu orang yang melakukan ini padamu, sungguh aku akan menghinakannya!”

Saat malam tiba dan ‘Amr bin Al-Jamuh dipastikan telah tidur oleh para pemuda tadi, mereka pun kembali beraksi sebagaimana aksi mereka yang pertama tadi. Pagi hari berikutnya, ‘Amr pun mendapati hal yang serupa dengan peristiwa tempo hari. Dan dia melakukan hal yang sama terhadap berhalanya itu.

Para pemuda tadi pun tidak merasa bosan mengerjai berhala ‘Amr bin Al-Jamuh, berulang kali selalu demikian. Hingga suatu malam, saking pusingnya ‘Amr terhadap peristiwa aneh yang dialaminya, sebelum tidur, dia menemui berhalanya itu dan membawa pedang miliknya. Lalu pedangnya itu ia gantungkan di leher Manat, sembari berkata, “Wahai Manat, sungguh aku tidak tahu siapa yang telah memperlakukan engkau demikian ini, sebagaimana yang kau lihat sendiri. Bila pada dirimu ada kebaikan, maka pertahankanlah dirimu dari ‘kejahatan’ itu. Ini ku berikan pedang, bela dirimu sendiri” Lalu ia pun pergi tidur.

Setelah malam merayap gelap dan ‘Amr benar-benar telah tidur pulas, para pemuda itu kembali beraksi. Kali ini mereka mengambil pedang yang ada di leher Manat, lalu membawanya keluar rumah dan mengikatnya jadi satu dengan bangkai seekor anjing! Lalu kembali menceburkan berhala itu ke tempat yang sama seperti kemarin.

Pagi datang, matahari memendarkan cahayanya yang terang. Tapi, ‘Amr bin Al-Jamuh dibuat pusing dengan hilangnya Manat lagi. Dicarinya Manat dan dia dapati berhala kayu itu telah jatuh tersungkur bersama bangkai anjing, sedangkan pedangnya telah hilang dari si Manat. Ternyata, ‘Amr tidak mengambil dan mengeluarkan Manat dari comberan itu, bahkan dia membiarkan patung kayu itu di sana.
‘Amr bin Al-jamuh lantas bersyair, “Demi Allah, andaikan engkau memang Tuhan yang benar, tentu engkau tidak akan rela bersama satu ikatan dengan bangkai anjing, terbuang ke dalam sumur (kotoran manusia).”

Maka, berakhirlah cerita kekafiran ‘Amr bin Al-Jamuh. Beliau lantas menyambut agama ‘baru’ ini dengan segenap jiwa dan raganya. ‘Amr menyerahkan diri, anak-anak, serta hartanya di dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau menjadi seorang muslim yang kuat imannya dan benar-benar merasakan manisnya buah keimanan. Kalau dia mengingat peristiwa itu dan berhalanya, ‘Amr selalu menyesali perbuatan syiriknya dahulu dan bersyukur kepada Allah atas pertolongan dan hidayah-Nya yang Dia berikan kepada-Nya.
=============================================================
Sumber bacaan : “Kisah-kisah Berhala Musyrikin” cet. Gema Ilmu Jogjakarta hal.51-53 dan buku “Kisah Kepahlawanan Para Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam” cet. Hikmah Anak Sholeh Jogjakarta hal.17-20

copast dari : http://hanif019.wordpress.com/ dengan judul “Kisah Berhala Kayu ‘Amr bin Al-Jamuh”

Minggu, 14 Agustus 2011

Ramadhan dan Al Qur'an

Posted by Haryo-no 05.53, under , | No comments


Turunnya kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan disebutkan pula mengenai diturunkannya Al Qur’an. Bahkan dalam Tafsir Ibnu Katsir dikatakan, Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Nabi lainnya juga pada bulan Ramadhan. Oleh sebab itulah maka kedudukan bulan Ramadhan penting sekali. Dari bulan inilah bermula firman-firman Allah yang mulia ini disampaikan kepada Rasulullah SAW untuk generasi terakhir dari umat manusia. Al Qur’an yang turun berangsur-angsur diturunkan Mekkah dan Medinah memberikan kerangka yang jelas bagi umat manusia bagaimana way of life yang dikehendaki oleh-Nya.
Satu generasi terbaik zaman Rasulullah SAW telah membuktikan dengan berbekal Al Qur’an ini seluruh pencapaian peradaban bisa diwujudkan. Prestasi itu tidak hanya secara individual tercipta manusia-manusia shaleh kelas dunia tetapi juga secara kolektif Al Qur’an telah mencetak generasi baru yang berkiblat kepada pengabdian semata-mata kepada Allah SWT. Generasi umat Islam pertama yang tidak diperhatikan dunia telah melahirkan peradaban selama tujuh abad dan dibanggakan sampai sekarang. Mereka lahir ke pentas peradaban dunia dengan panji-panji Islam yang didasarkan kepada Al Qur’an.

Begitulah Al Qur’an dalam kehidupan ini. Jika terdapat generasi yang bisa membentuk peradaban baru melalui Al Quran yang mulia inilah maka saatnya kita merenungkan bahwa generasi seperti itu telah dijanjikan pula oleh Al Qur’an untuk masa-masa lainnya hingga empat belas abad kemudian. Semuanya bisa dicapai dengan syarat-syarat yang telah ditempuh oleh generasi salafusalih. Rasulullah bersabda:

“Puasa dan Al-Qur`an itu akan memberikan syafa’at kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Sedangkan Al-Qur`an akan berkata, ‘Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankanlah aku memberikan syafa’at untuknya.’ Maka Allah Swt. memperkenankan keduanya memberikan syafa’at.” (HR Imam Ahmad dan Ath-Thabrani) Tidak lama lagi, peristiwa turunnya Al Qur’an yakni Nuzulul Al Qur’an akan diperingati. Saatnya kita mengenal lebih jauh mengenai ayat-ayat pertama yang diturunkan kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW. Dan juga kewajiban kita berkaitan dengan Al Qur’an.

Empat kewajiban

Dari berbagai kajian ulama, dapat disebutkan disini sedikitnya empat kewajiban kita kepada Al Qur’an. Dalam bulan Ramadhan ini saatnya kita juga bersama-sama memperbaharui sikap kepada Kitab Suci terakhir ini. Pertama, seperti disebutkan dalam Surat Al Baqarah bahwa Al Qur’an adalah Al Huda dan Al Furqan. Pemandu dan Pembeda. Dalam ayat lain seperti surat Al Fath ayat 28 dimana Rasulullah menerima Al Huda dan Dinul Haq. Maka Al Quran merupakan sebuah panduan kehidupan secara individu maupun masyarakat. Tingkat nasional maupun internasional.

Disinilah kita diperintahkan untuk meyakini sedalam-dalamnya bahwa sistem kehidupan yang dibawa Al Qur’an merupakan sesuatu yang haq dan menyelamatkan umat manusia. Seluruh petunjuk Al Qur’an merupakan kerangka kesuksesan kehidupan di dunia dan akhirat. Ambil saja sebuah surat seperti Al Alaq ayat satu Iqro (Bacalah) maka tersurat dan tersirat kewajiban kita untuk menuntut ilmu setiap hari tanpa henti dari sejak lahir sampai liang kubur. Kedua, karena adanya keyakinan itulah Al Qur’an dijadikan sebagai hiasan dalam kehidupannya. Kemanapun dia pergi baik dalam kepentingan individu, keluarga dan komunitas Al Qur’an dijadikan sebagai sandaran utamanya. Al Qur’an menjadi perhatian kita setiap hari apalagi di bulan Ramadhan baik dengan cara mendengarkannya sesering mungkin, dibandingkan mendengar lagu-lagu pop; membacanya secara sungguh-sungguh, selembar demi selembar. Dan tentu saja kecintaan dan keyakinan itu akan mendorong kesungguhan dalam menambah khasanah bacaan Al Qur’an.“Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (QS Al-A’raf: 204).Kita dianjurkan untuk tadarus Al Quran secara rutin Dikisahkan bahwa Umar bin Abdul Aziz apabila disibukkan oleh urusan kaum Muslimin, beliau mengambil Al-Qur`an dan membacanya walaupun hanya dua atau tiga ayat. Beliau berkata, “Agar saya tidak termasuk mereka yang menjadikan Al-Qur`an sebagai sesuatu yang ditinggalkan.” Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah, maka ia memperoleh satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak katakan alif lam mim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HRTirmidzi).

Ketiga, . “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (QS Shaad: 29).Ali bin Abi Thalib Ra. berkata, “Ketahuilah tidak ada kebaikan dalam ibadah kecuali dengan ilmu, tidak ada kebaikan dalam ilmu kecuali dengan pemahaman, dan tidak ada kebaikan dalam membaca Al-Qur`an kecuali dengan tadabbur.”Oleh sebab itulah kewajiban kita adalah menghayati Al Qur’an. Menyerap semua hikmah dalam Al Qur’an adalah kewajiban kita. Menyelamati dan merenungkan ayat-ayat Al Qur’an serta menghayati kebesaran Allah SWT dengan firman-firmannya seyogyanya menjadi keseharian kita. Terakhir, sesuatu yang wajar apabila kita memiliki keyakinan kepada Al Qur’an sebagai sumber keberhasilan hidup ini, maka dorongan untuk mengamalkannya menjadi alamiah. Artinya dalam diri tidak ada paksaan karena meyakini dengan jalan inilah keselamatan dan kesuksesan hidupnya dapat diraih.Allah berfirman dalam surat Al An’am:155. “Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” (QS Al-An’am: 155).

Penutup Rasulullah menyatakan orang yang jenius adalah orang yang mempersiapkan dirinya untuk kehidupan hari akhir, kehidupan yang abadi. Wal akhirati khairul minal uula. Kehidupan hari akhir lebih baik dari kehidupan dunia. Al Qur’an yang diturunkan pada bulan Ramadhan ini adalah panduan kesuksesan mempersiapkan kehidupan di hari akhirat. Jadi mereka yang membaca, mengkaji, menghayati dan mengamalkanya tergolong orang dan umat jenius.Wallahu a’lam bishshawab. (dari berbagai sumber)

Kamis, 11 Agustus 2011

Jenis Kurma Yang Populer

Posted by Haryo-no 17.17, under | No comments


Didunia ini ratusan jenis kurma, Di Arab Saudi ada sekitar 400 jenis, belum lagi di Tunisia, Irak, Iran, Mesir dan California dan tempat lainnya. Berikut kurma yang terkenal dan banyak diminati oleh para pemburu kurma diseluruh dunia,

1. Kurma Nabi (Kurma Ajwah) :
Hanya tumbuh di tanah Madinah (Saudi Arabia) dan inilah kurma pavorit Nabi Muhammad SAW, warna hitam, tekstur lembut, tidak manis dan cita rasanya hampir mirip kismis.

2. Kurma Sekki :
Ada dua warna, atas kekuning-kuningan sedang bawah kecoklatan, bagian yang kuning lebih keras, yang cokelat lebih empuk serta kenyal, rasanya manis sedang.

3. Kurma Barhi :
Warna coklat cerah, manis sedang, tekstur lembut seperti durian, ada sedikit rasa caramel

4. Kurma Kholas :
Warna cokelat terang keemasan mirip kurma barhi, hanya saja ada citarasa coffee caramel, tekstur empuk rasa manis sedang.

5. Kurma Khidri :
Warna maron gelap lebih kering, kenyal, tidak terlalu manis paling banyak diproduksi, biasa digunakan bahan dasar olahan kurma, mulai dari kurma isi almond, orange, hingga campuran cokelat.

6. Kurma Mactoumi :
Warna sedikit hitam kemerahan , permukaan agak keriput, kenyal, rasa manis,

7. Kurma Sokari :
Tekstur kenyal lembut tapi ada juga jenis yang keras, paling disukai di Arab Saudi, sedikit kering dan manis.

8. Kurma Silaj :
Warna cokelat kemerahan bentuk lonjong, tekstur lembut rasa manis sedang

9. Kurma Majol :
Warna cokelat sangat manis lembut dan kenyal

10. Kurma Monief :
Warna cokelat terang, tidak begitu besar, manis sedang dan tekstur lembut

Rabu, 10 Agustus 2011

Manfaat Buah Kurma Menurut Sudut Pandang Medis Modern

Posted by Haryo-no 00.09, under | No comments



Berikut ini akan kami paparkan sebagian dari manfaat dan khasiat kurma ditinjau dari sudut pandang medis modern yang sekaligus menguatkan khabar Al-Qur’an Al-Karim dan As-Sunnah Ash-Shahihah tentang khasiat dan keutamaan kurma.

[1]. Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.

Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systolenya (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur, sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya.[1]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini” [Maryam : 25-26]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya : “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah” [2]

Dokter Muhammad An-Nasimi dalam kitabnya, Ath-Thibb An-Nabawy wal Ilmil Hadits (II/293-294) mengatakan, “Hikmah dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa sistolenya (kontraksi jantung ketika darah dippompa ke pembuluh nadi). Dan kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh” [3]

Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur Kalsium dan besi. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang akan melahirkan, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Maryam Al-Adzra (perawan) untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah melahirkan). Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan Kalsium merpuakan dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya , dua unsur ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum.

[2]. Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu hamil yang berikutnya [4]. Hal ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kalahiran.

Hormon oxytocine adalah hormon yang salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui.

[3]. Memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya. [5]

[4]. Buah kurma, baik tamr maupun ruthab dapat menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih baik.

[5]. Buah kurma yang direbus dapat memperlancar saluran kencing.

[6]. Buah kurma Ajwah dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah dari ganguan jin.

[7]. Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Ada hal yang sudah ditetapkan dalam bidang kedokteran bahwa gula dan air merupakan zat yang pertama kali dibutuhkan orang berpuasa setelah melalui masa menahan makan dan minum. Berkurangnya glukosa (zat gula) pada tubuh dapat mengakibatkan penyempitan dada dan gangguan pada tulang-tulang. Dilain pihak, berkurangnya air dapat melemahkan dan mengurangi daya tahan tubuh. Hal ini berbeda dengan orang berpuasa yang langsung mengisi perutnya dengan makanan dan minuman ketika berbuka. Padahal ia membutuhkan tiga jam atau lebih agar pencernaannya dapat menyerap zat gula tersebut. Oleh karena itu, orang yang menyantap makanan dan minuman ketika berbuka puasa tetap dapat merasakan fenomena kelemahan dan gangguan-ganguan jasmani akibat kekurang zat gula dan air.

[8]. Buah kurma dapat mencegah stroke

[9]. Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti Kalsium dan Potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengkonsumsi protein seperti ikan dan telur.

[10]. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik dimana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf.

[11] Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman sekaligus gula-gula. [6]


[Disalin dengan sedikit penyesuaian dari buku Kupas Tuntas Khasiat Kurma Berdasarkan Al-Qur’an Al-Karim, As-Sunnah Ash-Shahihah dan Tinjauan Medis Modern, Penulis Zaki Rahmawan, Pengantar Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Media Tarbiyah – Bogor, Cetakan Pertama, Dzul Hijjah 1426H]
__________
Foote Note
[1]. Perkataan Dokter Muhammad Kamal Abdul Aziz dalam kitabnya Al-Ath’imah Al-Qur’aniyyah. Dicantumkan oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau’il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[2]. Tafsir Ibni Katsir (V/168), Tahqiq : Hani Al-Haj, cet. Al-Maktabah At-Tauqifiyah, Mesir.
[3]. Dinukil oleh Syaikh Salim bin Id Al-Hilaly dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau’il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[4]. Catatan kaki yang terdapat dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau’il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[5]. Catatan kaki yang tedapat dalam Shahih Ath-Thibb An-Nabawy fi Dhau’il Ma’arif Ath-Thabiyyah wal Ilmiyyah Al-Haditsah (hal. 399), cet. Maktabah Al-Furqaan, th. 1424H
[6]. Ath-Thibb An-Nabawy (hal. 292) oleh Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, cet. Maktabah Nizaar Musthafa Al-Baaz, th. 1418H.


Senin, 08 Agustus 2011

Cegah Bau Mulut Saat Puasa

Posted by Haryo-no 18.38, under , | No comments


Bau mulut merupakan masalah yang kerap timbul sehingga membuat kepercayaan diri menurun. Kondisi tersebut sering terjadi pada saat berpuasa

Bau mulut tersebut terjadi karna berkurangnya air liur, sehingga muncul bau yang tidak sedap. Penyebabnya adalah karena banyak bakteri bersarang di mulut Anda. Ini akibat dari mulut yang dibiarkan kering selama berjam-jam.

Sebenarnya bau mulut saat menjalankan puasa tak perlu dirisaukan. Seperti dikutip dari holisticcare-dentalclinic, berikut beberapa trik sederhana untuk mencegah bau mulut selama puasa :

Jaga kesehatan gigi dan mulut

Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan menggosok gigi dan lidah secara benar. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi. Jika menggunakan cairan kumur, jangan memakai cairan dengan kandungan alkohol di atas 25 persen karena memicu risiko kanker rongga mulut.

Hindari rokok dan alkohol

Kurangi rokok dan alkohol, karena berefek memperburuk status kebersihan mulut yang memicu terjadinya gingivitis dan periodontitis. Alkohol mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut.

Konsumsi buah

Perbanyak konsumsi buah-buahan pengusir bau mulut seperti apel, bengkuang dan wortel. Teh hijau mengandung bahan aktif catechin yang dapat menghilangkan plak, menurunkan kadar gula, dan membunuh bakteri penyebab bau mulut. Minumlah 2-5 cangkir teh hijau sehari.

Banyak minum air putih

Perbanyak konsumsi air putih minimal satu liter atau delapan gelas sehari selama berbuka hingga sahur. Ini untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh.

Konsumsi yogurt

Asup makanan probiotik seperti yogurt yang memelihara pencernaan dan menghambat bau mulut